Keputusan
Hati kecilku
Perjalanan
seorang gadis yang melewati banyak liku-luku kehidupan yng membuatnya
dihadapkan dengan kebimbangan antara dua pilihan.
Dwi sulistianingsih
Part 1
Selembbar kertas
Di sebuah Kabupaten di pulai
Jawa ,kususnya sebuah desa kecil disana.
Dalam rumah kecil tercipta sebuah keceriaan diantara orang yang ada di
dalamnya.Keluarga tersebut memiliki seorang putri dan dua orang pangeran yang selalu membuat
keceriaan dalm rumah sederhana itu.
Putri itu adalah seorang
gadis yang begitu ceria, dia adalah Novi
Stiyana Dewi . “Tiyana” temannya biasa memanggil. Dia merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara. Dia itu memang begitu polos,
tapi di balik kepolosannya dia juga bisa di bilang seorang adik yang usil untuk
kakaknya,dan kakak yang penyayang pada adiknya. Saudaranya menganggapTiyana adalah
seorang adik dan kakak yang baik dan penyayang bagi kakak dan adiknya.
Dia memiliki tubuhnya yang kecil kurus yang tingginya
kira-kira160 cm,dengan kulit kuninglangsat,rambutnya panjang sebahu dengan gelombangnya
yang khas , matanya yang sipit melukiskan berjuta mimpi yang ingin di capainya.
Dan wajah yang polos tak pernah hilanng dari sana.Dia memiliki hoby
berpetualang tapi,kadang kala dia menjadi seseorang yang pendiam. Namun tak terlalu
pendiam pula, dia menjadi pendiam hanya di saat-saat tertentu . Ketika dia
marah pada seseorang ,bosan dengan sekelilingnya ,ataupun ada sesuatu hal yang
membuatnya tidak nyaman. Pada saat itulah dia melakukan hal tersebut yaitu
DIAM.
Diam
dan memikirkan sesuatu yang pernah terjadi di masalalunya yang semakin
membuatnya merasa sendiri. Saat ini dia sekolah di tingkat SMA ,dia memilih salah satu sekolah favorit
di daerahnya,dia telah duduk di bangku kelas dua,dia bukan lah siswi populer di
sekolah itu tapi dia adalah tipe orang yang tidak terlalu peduli dengan hal
semacam itu. Siang ini dia terlihat sedang duduk di ruang kelas di bangku pojok
deretan depan. Dia tampak ceria seperti biasanya,bercanda dan tertawa dengan
teman-temannya adalah hal yang selalu dia lakukan. Setelah jam sekolah selesai Tiyana
berencana segera pulang kerumah dan berharap tidak ada kegiatan ekstra
kulikuler hari ini, karena Tiyana berencana untuk tidak pulang terlalu sore
agar bisa membantu ibunya di rumah. Dan semuanya pun sesuai dengan keinginan nya,
kegiatan ekstra hari ini ditiadakan
sebab disekolahnya akan di adakan acara silaturahim seluruh kepala sekolah
sekabupaten. Tiyana segera berkemas dan pulang kerumah.
Sore ini Tiyana
terlihat dalam kamarnya terduduk mengagumi indahnya pemandangan sore hari dari
balik jendela,kebesaran sang pencipta yang tiada banding nya. Cahaya sinar
matahari sore menerobos masuk kedalam kamarnya melalui kain penutup jendela
yang setengah terbuka. Burung –burung terbang kembali kesarangnya bersama
kawanan mereka. Tiba –tiba Tiyana mendengar suara seseorang memanggilnya dan
suara itu terdengr tidak asing lagi di telinganya, itu pastilah suara
sahabatnya Eva.
”Tiyana ...Tiyana....?”.
panggil Eva berkali-kali.
Sahabatnya itu memiliki suara yang khas yang tiak dapat di
miliki teman –temannya yang lain termasuk dirinya. Jadi ketika Eva memangil
maka Tiyana segera tau bahwa dia adalah Eva .
“iya sebentar va?’’ sahut Tiyana dari dalam.
Lalu Tiyana keluar dari kamar dan menemui Eva yang berada
di luar dan membukakan pintu .
”Silahka masuk va”. Tiyana
pun menajak masuk Eva ke dalam rumah
Dan mereka pun
duduk berhadapan selayaknya dua orang sahabat yang baru bertemu dan akan saling
bercerita banyak hal. Meskipun mereka
selalu bertemu dan bersama setiap hari. Namun tak ada satu menitpun mereka
biarkan kebersamaan mereka membosankan .
“Tiyana kamu hari ini ada
acara ngga ?”tanya Eva pelan setengah membisik.
“kayanya sih ngga ada va
,emang kenapa?” tanya Tiyana sambil menyandarkan dagunya dengan salah satu
tangannya sambil menatap Eva.
“eeeengga ,Cuma pengen naya
ajah biar keliatan perhaTiyana gitu.. hehehe”. Kata Eva sambil cekikikan .
“Uhh dasar ni bocah emang
nyebelin,,, kirain kamu nanya gitu mau ngajakin jalan-jalan , apa mau nlaktir
aku sekali-kali...,eh tapi ngga papa sih nyebelin tapi ngangenin”. Kata Tiyana
menggoda .
“Iihhh kamau mah gitu, akau
kan jadi baper tau”. Kata Eva berlenggak lenggok dengan wajah sok imut.
“Idih ngeri deh aku, ko bisa
bisanya punya sahabat kaya gini...”sahut Tiyana sambil menggigit bibinya
sendiri dan mengangkat kedua bahunya.
“Tiyana kamu mah ...yaudah
aku ngga jadi nlaktir kamu ah.. padahal aku udah berencana nlaktir kamu loooh..ngga
jadi aaaah..”kata Eva sambil berkacak pinggang dan sedikit melirik ke Tiyana.
“ Gitu ajah marah,ngga usah
pake di monyong-monyong gitu kali,biasa ajah, iya deh aku minta maaf tapi jadi
dong tlaktiranya ..”kata Tiyana sambil
tersanyum membujuk..
“ Ah engga ah....ngga mau” .
kata Eva menolak centil.
“ Pleaseee...deh vaaa....?”.kata
Tiyana dengan nada panjang sepanjang kereta hehe.
Agar terlihat seolah olah sedang berfikir,Eva melirik
keatap rumah Tiyana,ke tembok, ke jendela sambil menggigit ujung jari
telunjuknya . Eva sengaja tidak langsung menjawab karen Eva ingin sahabatnya
itu menanti nantikan jawaban yang akan keluar dari bibir Eva.
“Oke
deh....!”. kata Eva menyetujui permintaan sahabatnya itu.
Seketika ekspresi wajah Tiyana berubah. Tiyana langsung
trsenyum lebar ketika Eva mengatakan bahwa Eva akan mentlaktirnya makan .
“Nah gitu dong aku jadi makin
sayang deh sama kamu...”.kata Tiyana sambil tersenyum menghadap Eva .
“ Idih makin gila kamu
yah...ih ngri aku liatnya. Kata Eva berkali- kali mengangkat bahuya yang geli
melihat tingkah Tiyana .
“ Alay deh loh... gini-gini
aku ngga mungkin kali suka sama kamu , emang loh pikir gue cewe apaan...?”.
kata Tiyana.
“Abisnya kamu kaya orang
setres ajah ngomongnya...hehehe”. kata Eva sambil cekikikan .
“Kamu udah nyelesain tugas
dari pak guru belum yang kemarin?’’. Tanya Eva .
“Udah dong aku kan ngga kaya
kamu yang ngerjain PR di sekolah yang ujung ujungnya kena marak pak guru”.
Jawab Tiyana.
“Idih jangan salah... aku
bukanya di marahin , tapi pak guru itu cuma jengkel sama aku tau... kamu juga jangan sok rajin
orang kamu ajah kemarin sama Pak Budi di hukum suruh nyapu taman kan. Kata Tiyana
sambil menjulurkan lidahnya meledek.
“Emang enak nyapu taman? Makannya kalo pagi cepet-cepet bangun
jangan ngebo mulu biar berangkatnnya engga jam setenngah 8, orang masuknya ajah
jam 7 brangkat sekolah jam setengah 8. Gimana ngga nyapu taman coba hahahhha...’’lanjut
Tiyana dengan nada tawa yang meledek .
“ Iya ngga papa.. bukanya apa
-apa tapi aku itu Cuma pengen jadi diriku sendiri ajah...”. Kata Eva sambil memainkan bibirnya menyembunyikan wajah malu nya .
“Ah udahan lah becandanya,
ngomong-ngomong mau makan basonya kapan?”. Tanya Tiyana sambil merenges kepada Eva”.
“soal makan ajah cepet nyambungnya..”
kata Eva.
“ Beneran nih... aku udah
laper banget soalnya ,sekarang aja ya ?...bujuk Tiyana matanya smbil
berkedip-kedip membujuk.
“ Ya udah sih sekarang ajah,
ayo berangkat!”
“Bentar-bentar...aku ganti baju
dulu ya”.kata Tiyana.
“Engga usah deket ko
tempatnya orang Cuma mau makan baso ajah ko rempong,udah yu berangkat...”sambil
menarik tangan Tiyana mamaksa Tiyana keluar.
“Ih bentar ajah..!”.melepaskan
tarikan tangan Eva dan segera lari masuk rumah dengan terburu-buru.
“Tunggu bentar ya aku ngga
ganti baju Cuma sisiran ajah kok tunggu
bentar...bentar diem ajah disini jangan brerisik OKE! Lanjut Tiyana.Lalu Tiyana
masuk kerumah untuk menyisir rambut nya dan mengikat rambut nya. Lalu setelah
beberapa menit Tiyana keluar.
“Udah yuk berangkat...”kata Tiyana
sambil tersenyum .
“Kirain mau dandan kaya mau
ke pesta...ternyata kamu emang ngertin temen yah..ngga biarin temenya nungu
kelamaan”. Kata Eva
“Ya iya dong aku kan emang
pengerTiyana sama sahabat ku yang satu ini...sambil mejewer pipi Eva yag tembem
dan menggemaskan .
“iya deh kamu emang sahabatku
yang T.O.P pokok nya , ya udah jalan sekarang katanya udah laper ?.kata Eva
mengajak.
Mereka pun berjalan bergandengan tangan sambil tertawa
dengan lelucon kecil mereka . Setelah beberapa lama mereka berjalan akhirnya
mereka sampai. Dan mereka memesan dua mangkok baso.
”mang bakso dua, oh iya mang
jangan lupa yang pedes ya mang sama es
tehnya dua”.
Kata Eva memesan
bakso. Dan mamang tukang baksonya pun segera menyiapkan pesanan mereka.
Sambil menunggu basonya siap mereka ngobrol tentang
bgaimana di sekolahnya masing masing. Meskipun mereka telah berteman sejak masih kecil,rumah mereka saja
bersebelahan tapi mereka tidak pernah satu sekolah. Dan mereka sama sekali tidak
pernah mempermasalahkan hal itu mereka tetep berteman baik hingga sekarang
mereka selalu saling melenngkapi ketika salah satu dari mereka ada yang
bersedih maka salah satunya akan berusah menghibur dan salinng menyemangati
satu sama lain. Setelah mereka selesai makan bakso mereka pun pulang .
”gimana baksonya enak kan
?“tanya Eva samil berjalan.
Iya enak...kok aku ngga tau kalo di sekitar sini ada
bakso yang enak “. Jawab Tiyana .
“Disono emang enak ,itu
baksoo langgakanku dari dulu tau..tapi ngomong ngmong sekarang udah
sore banget deh mendingan kita jalannya dipercepat . Aku takut kamu di
marahin sama mamamu karena kamu pulang terlambat”.
“iya iya kamu bener banget ..”jawab
Tiyana sambil mengangukan kepala berulangkali.
“mendingan kita lomba lari
ajah sampi rumah siapa yang nyampe duluan brati dia pemenang nya gimana?”. Sambung
Tiyana.
“Oke siapa takut ayo...
hitungan ketiga kita lari oke! 1...2...3...lari.....!.”
Mereka pun berlari sampai kerumah dan yang sampai rumah
lebih dulu adalah Tiyana meskiun rumah Eva lebih deket di banding rumah Tiyana.
Dengan nafas yang terengah- engah seirama dengan detak
jantung nya Tiyana berteriak.
”yeah...! aku menang aku
nyampe duluan,ayo semangat va aku udah nyampe nih !” .kata Tiyana menyemangati Eva
yang cukup tertinggal jauh dibelakang. Tak lama kemudin Eva menyusul dan sampai
di rumahnya .
“huff..huff ..iya deh aku
akuin kalo kemampuan larimu lebih baik dari aku “. Kata Eva berteriak dari
rumahnya, yaudah masuk duluan ajah aku mau ngadem dulu bentar.
“Oke !” Lalu Tiyana masuk kerumah nya.Tiyana
sejak sekolah dasar hingga sekarang ini masih menjadi juara lari putri
dikelasnya. Jadi tidak heran jika dia lebih jago lari ketimbang Eva.
Suara Bisikan
Malam
akan indah dengan terang sinar bulan. Belaian hangat selimut mengusir dingin
nya malam. Terik mentari pagi mengusir gelapnya malam,kicau burung bernyanyi
riang. Tiyana masih tidur terbalut selimut yang memeluknya semalaman. Suara alarm berdering berusaha membuatnya terbangun
dari tidur .Dengan susah payah Tiyana
berusaha membuka matanya. Suara alarm itu membuat mimpinya yang indah terhenti. Tanpa mengubah posisi tidur
dengan keadaan matanya yang setengah terbuka . Tangannya meraba
meja di samping tempat tidurnya berusaha
mematikan alarm. Setelah tangannya mencapai alarm,
jarinya bergerak mencari tombol off untuk mematikannya. Matanya terasa sulit untuk tidak terpejam seolah- olah ada sesuatu yang menahan dibalik kelopak matanya dan tak ingin Tiyana segera bangun. Mungkin penyebabnya karena semalam
Tiyana tidur terlalu larut. Tiyana berfikir
dia masih bisa tidur beberapa menit lagi untuk mengurangi kantuknya ,dan
berharap mimpi indahnya kembali
lagi. Tak butuh waktu lama akhirnya Tiyana kembali
terlelap, dan kembali masuk ke dalam dunia mimpinya . Tetaapi ada yang berbeda dengan mimpi kali ini. Aneh dan
sangat berbeda dengn mimpi
sebelum nya.
Mimpi sebelumnya Tiyana berada dalam sebuah tempat yang
sangat indah penuh dengan bunga bunga yang bermekaran dan kupu- kupu yang
terbang kesana kemari hinggap di bunga bunga. Namun mimpi kali ini dia berada
dalam suatu tempat
yang gelap dan sangat mengerikan, hingga Tiyana tidak bisa menyebut apa nama tempat itu. Yang
jelas tempat itu sangat asing baginya, Dalam
kegelapan itu muncul begitu banyak suara- suara
aneh yang terdengar tidak begitu jelas sehingga membuatnya penasaran. Tetapi Tiyana tidak
memiliki banyak keberanian untuk mencari asal suara
suara itu dia tidak
berfikir hal lain selain memikirkan satu hal yaitu bagaimana caranya agar dia dapat keluar dari tempat yang mengerikan itu. Kemudian Tiyana putuskan lebih baik jika dia menjauh dan
menghindar dari suara -suara
itu.
Makin
keras Tiyana berusaha
menjauhi suara
itu tapi malah terdengar semakin jelas di
telinganya. Tiyana terdiam sejenak berusaha mengenali suara suara
itu. Tiyana seperti pernah mendengar suara- suara itu. Setelah Tiyana mendengarkan baik –baik suara
itu Tiyana seperti mengenalnya .Tiyana segera teringat itu adalah suara kambing,bebek,sapi,dan
suara ayam berkokok. Suara –suara ini
sepertinya sering Tiyana dengar pada pagi hari . Ketika berusaha mengenali satu persatu suara suara
itu tiba -tiba
muncul suara lain. Sepertinya itu adalah suara seseorang. Suara itu terus saja memanggil
namanya membuat Tiyana semakin takut. Setelah hadirnya suara orang
yg terus memanggil itu.
Tiba tiba
ditempat itu terjadi gempa. Dan suara seseorang yang Tiyana dengar
sebelumnya terdengar semakin keras hingga berubah menjadi suara jeritan. Kemudian
setelah kejadian itu ,Tiyana segera
terbangun dan terduduk dengan keadaan
seluruh tubuhnya basah
penuh keringat akibat mimpi buruk itu. Ternyata suara seseorang yang terus berteriak memanggil-manggil dalam mimpinya berasal dari teriakan adiknya dan guncangan dalam mimpiku juga akibat dari
tarikan tangan adiknya yang berusaha membangunkannya. Sedangkan suara sapi,ayam,kambing,bebek itu
berasal dari suara hewan ternak milik tetangganya. Semuanya masuk ke dalam mimpi Tiyana dan
membuat mimpinya menjadi
mimpi buruk yg mengerikan.
“Astauhfirlohhalazim..... untung Cuma mimpi”. Tiyana
sepertinya ingin sekali memarahi adiknya itu. Karena teriakan aiknya Tiyana jadi mendapatkan mimpi buruk
itu. Tapi Tiyana juga
bersyukur karena berkat adiknya dia dapat keluar dari mimpi buruk yang membuatnya ketakutan.
“ada
apa?” Tanya Tiyana dengan nada
khas orang baru bangun tidur.
“tuh” kata adiknya sambil menunjuk jendela kamar Tiyana.
Kemudian Tiyana melihat ke arah jendela, dan yang hanya
dapat Tiyana lihat adalah pemandangan rintik rintik gerimis dibalik jendela.
“kenapa jendela nya?” Tanya Tiyana bingung.
“kakaku yang paling rajin bangun pagi tuh liat jamnya”
kemudian tangan adiknya menunjuk
jam dinding diatas pintu kamar Tiyana.
“oh ya ampun udah jam 6 lebih10 menit !, kenapa ngga dibangunin dari tadi sih” .
kata Tiyana dengan nada tinggi, Tiyana segera berlari turun dari tempat tidur
dan menuju ke kamar mandi dan segera bersiap-siap ke sekolah . Pukul 06.45 Tiyana
siap berangkat sekolah,dia segera mengambil tas dan menemui ibunya untuk
berpamitan, bahkan Tiyana tidak sempat memakan sarapan nya. Tiyana sudah yakin
bahwa dia akan terlambat sebab jarak rumah nya kesekolah cukup jauh, jika di
tempuh dengan sepeda motor kurang lebih 35 menit dengan kecepatan rata-rata 70
km/jam. Belum lagi ditambah dengan macet dijalan yang biasa terjadi membuat
waktu tempuh semakin lama. Lalu Tiyana menghampiri ibunya yang tengah berada di
teras rumah .
“bu aku berangkat dulu bu asalamualaikum...”sambil
tersenyum dan mencium tanga ibunya.
“sarapannya udah di makan belum dimeja?” tanya ibunya.
“belum bu.. nanti ajah makan di sekolahan ini udah siang
banget udah telat bu”.lalu Tiyana mencium pipi ibunya dan melambaikan tangan
pada ibunya segera menuju motor untuk
segera berangkat.
“waalaikumsalam ..jangan kebut -kebutan hati-hati di jalan ..!”teriak ibunya di
kejauhan.
Tiyana
yang sudah melaju diatas motornya hanya mengangguk dan tersrenyum pada ibunya. Tiyana
selalu mengingat pesan orangtuaanya, tapi bagaimana mungkin Tiyana mengendarai
denngan kecepatan rendah. Sekarang saja sudah jam 7 kurang15 meit. Tiyana memacu
motornya dengan kecepatan rata –rata 80 km/jam. Setelah setengah perjalanan
tiba-tia Tiyana seperti mendengar suara bisikan yang mengatakan JANGAN MEMACU
MOTORMU DENGAN KECEPATAN TINGGI KAMU AKAN TERJATUH! Tiyana mendengar bisikan
itu sebanyak 3kali dan firasatnya pun mengatakan hal yang sama.
Tapi Tiyana
berfikir itu hanyalah firasat saja, Tiyana tetap memacu kendaraan nya dengan
kecepatan tinggi. Saat di pertigaan ketika Tiyana ingin menyebrang. Tiba tiba motor
dengan kecepatan tinggi dari arah belakang menyermpet hingga Tiyana tersungkur
kejalanan dan terseret sejauh kira-kira 4 meter dari tempatnya jatuh
hingga hampir terlindas mobil yang
sedang melintas. Tapi beruntung mobil itu mengerem dengan cepat jika tidak
entah bagaimana nasib Tiyana saat itu. Kondisi dari orang yang menabraknya
sangat parah lebih parah ketimbang Tiyana salah satu kakainya patah, dan yang
dibonceng orang yang menabrak Tiyana terjatuh trlempar dari motor , karena
tidak mengenakan helm kepalanya terbentur trotoar yang menyebabkan kepala orang
itu mengalami pendarahan. Sedangkan keadaan Tiyana yang penuh luka-luka di
bagian lengan dan kakinya yang berlumuran darah akibat terseret di aspal . Kondisi
Tiyana begitu lemas setengah tak sadarkan diri. Tiyana dan orang yang menabrak
nya ditolong oleh warga sekitar dan di bawa kerumah sakit. Dalam kecelakaan itu
entah Tiyana atau pengendara motor yang menabrak Tiyana yang bersalah,tapi
untunglah ada saksi yng melihat kejadian tersebut. Sebelumnya pengendara motor
yang menabrak Tiyana sempat menyalahkan Tiyana sebelum akhirnya ada saksi yang
mengatakan bahwa Tiyana tidaklah bersalah.
Seperti biasanya setiap pulang sekolah Eva
pergi kerumah Tiyana untuk curhat segalamacam hal yang terjadi di sekolahnya.
Ketika Eva berjalan di teras rumah Tiyana terlihat ada sesuatu yang tiadak
biasanya terjadi di rumah Tiyana. Pintu yang biasanya terbuka dan suara
televisi yang terdengar keras dari luar hari ini tidak terdengar sama sekali.
Bahkan ayah Tiyana yang setiap hari duduk di teras sambil minum kopi kini juga tiada lagi.
Tiba-tiba pertanyaan berkelebat dibenak Eva,kenapa aneh sekali suasana rumah
ini yang biasanya ceria sekarang begitu sepi. Lalu Eva memanggil Tiyana ntuk
memastikan apa sebenarnya yang terjadi .
“Tiyana.....kamu dirumah pa ngga?”.tapi tidak ada sahutan
sama sekali, lalu Tiyana mencoba memnggil Tiyana sekalilagi.
“Tiyana.....”. tapi juga sama sekali tidak adda jawaban.
Ada tetangga yang melihat Eva memanggil nama Tiyana berulang-ulang lalu
bertanya.
“ kamu nyari siapa va ? yang punya rumah lagi ngga ada di
rumah , lagi pergi.
“eangnya pada pergi kemana bu?. Tanya Eva penasaran.
“emang kamu ngga denger , tadi pagi Tiyana itu kecelakaan
sekarang lagi dirawat di rumahsakit. Kata tetangganya menjelaskan. Setelah
mengetauhui bahwa sahabatnya mengalami kecelakaan wajah Eva seketika berubah
menjadi pucat .
“sekarang Tiyana dirawat di rumahsakit mana bu?” . tanya Eva
panik.
“ sekarang Tiyana ada dirumah sakit deket sini, rumahsakit
yang ada di sebrang lampumerah”.
“trimakasih bu , saya permisi dulu bu”. Tiyana segera
pergi untuk melihat keadaan sahabatnya di rumah sakit.
Setelah
Eva sampai di rumah sakit lalu Eva bertanya pada pegawai rumahsakit yang berada
dipintu loket pendaftaran.
“ maaf mba ruangan pasien kecelakaan motor tadi pagi di
sebelah mana ya?”.tanya Eva.
“ oh pasien yang mengalami keelakaan motor tadi pagi ada
di ruang anggrek nomer 5 de”.
“ trimakasih mba’’.
Lalu Eva berjalan menuju tempat Tiyana berada. Eva membaca setiap nama
ruangan yang Eva lewati. Hingga akhirnya Eva sampai pada kamar yang bertuliskan
ANGGREK 05 sebelum Eva masuk ruangan Eva
melihat dari luar pintu yang setenga
terbuka. Sebuah wajah yang amat menahan sakit berbaring sendirian diatas ranjang beralas kain sprai biru muda.
Sesak di dada Eva
rasakan , seseorang yang biasanya dengan wajah cerianya terbaring disana.
Airmata begitu saja menetes merasakan betapa kesakitan sahabatnya saat itu.
Karena persahabatan mereka yang sudah terjalin begitu lama membuat mereka
seperti seorang adik dan kakak. Kini Eva mmelihat Tiyana disana yang terbaring
lemas, bukanlah sebagai sorang sahaabat
tapi seorang adik yang sedang menderita. Kemudian Tiyana langkah demi langkah
masuk kedalam ruangan mendekati Tiyana. Hingga berada tepat di samping Tiyana
dan Tiyana hanya bisa menatap kedatangan sahbatnya, tanpa bisa menahan isak
tangisnya sambil memegang tangn Tiyana
seketika Eva menangis hingga begitu terisak isak seperti merasakan
betapa sakitnya luka yang dirasakan Tiyana. Tiyana sekailagi menatap Eva dan
mengangkat tangan Eva dan menggenggam dengan kedua tanngannya sambil berkata.
“ tolong jangan nangis va, dengan melihat kamu menangis
justru itu membuat ku merasa semakin sakit..please .. jangan nangis aku ngga
papa ,aku baik –baik ajah”. Kata Tiyana berusaha menenangkan sahabatnya agar
berhenti menangis.
Eva
pun bangkit dari posisi duduknya dan menyeka airmatanya yang mengalir
bercucuran dipipinya.
“ aku tau kamu pasti kesakitan kan?”. Tanya Eva pelan.
“ Emangnya aku keliatan kaya lagi kesakitan va?” kata Tiyana.
“eeemm lagi sakit ajah kamu masih sempat –sempatnya bikin lelucon , aku khawatir beneran tau?”. Sahut Eva sambil menyeka airmata yang
mengalir dipipinya dan sedikit tersenyum sesekeli terisak akibat tangisnya tadi.
“emangnya aku keliatan lagi becanda apa? Orang aku lagi
serius ... “ lalu Tiyana melanjutkan perkataannya dengan senyuman.
“kamu tuh yah ,aku kawatir sama kamu aku takut kamu kenapa
napa. Lalu percakapan mereka berlanjut dengan tawa kecil diantara mereka.
Beberapa
saat kemudian terdengar suara pintu kamar dimana Eva dan Tiyana berada terbuka.
Seorang wanita dengan sesuatu yang dibawanya sambil tersenyum ramah menyapa dan dia berkata.
“ cepet sembuh ya dek jangan lupa bubur sama obatnya dimkan ya biar cepet pulih”. Lalu mereka Tiyana
dan Eva hanya membalas senyum wanita itu , lalu Eva berkata.
“ trimakasih”. Kata Eva sambil menerima nampan yang
berisi jatah makan siang untuk Tiyana.
Lalu
wanita itu keluar dari ruangan itu bersama meja dorong untuk mengantarkan jatah
makan siang pasien lainya.
“ nih kamu makan ya biar cepet sembuh “. Kata Eva sambil
mengaduk bubur pada mangkuk yang di pegangnya .sebelum Tiyana berkata apapun Eva
menyodorkan satu sendok bubur di depan mulut Tiyana masih tertutup.
“buka mulutya...a...aa ?”. bagaikan seorang kakak yamg
hendak menyuapi adik kecilnya untuk makan, dengan kasih sayang Eva membujuk Tiyana untuk makan. Tapi namanya
saya orang sakit dimana mana pasti tidak enak makan. Tiyana sama sekali tidak
membuka mulutnya dan terus terusan menggeleng kan kepala menolak untuk makan.
Lalu
terlintas di benak Eva cara yang yakin berhasil untuk dapat membujuk Tiyana
agar mau makan.
Lalu Tiyana
memulai rencananya, Tiyana berkata
“ yaudah kalo ngga mau makan aku mau pulang ajah lah, Tiyana
ngga suka aku ada disini makanya ngga mau makan gerutu Eva yang purapura .
sebenarnya itu hanya rencana Eva saja Eva yakin setelah itu Tiyana pasti mau
makan. Eva meletakan nampan berisi
makanan itu di meja samping Tiyana. Dan segera pergi keluar ruangan. Tiyana
hanya terdiam melihat sikap Eva . sebelum Eva berjalan menapai empat langkah dari tempat dimana Eva
berdiri sebelumnya. Tiaan menghentikan langkah nya dan berata
“ iya iya aku
makan sekarang tapi kamu jangan pergi ya va please temenin aku....kata Tiyana
mem0hn lalu Eva menghentika langkahnya.
“nah gitu dong kamu harus bayak makan biar cepet sembuh
lalu Eva mengambil mangkuk berisi bubur danmenyuapai Tiyana satu mangkuk bubur
telah habis . Eva menyuapi sahabatnya dengan penuh kasih sayang disetiap
sendoknya.hal itu berjaln selama tiga hari. Setelah tiga hari Tiyana di rawat
akhirya Tiyana di bolehkan pulang olleh dokter. Tiyana pun dibawa pulang oleh
orang tua nya dan Eva juga mengantar Tiyana hingga sampai rumah Tiyana.
Cinta mengubah seseorang
Suasana pagi penuh aroma masadepan , nyanyian burung
gereja bersahutan seolah sedang merasakan kegembiraan yang luar biasa .Tiyana
sedang duduk di teras rumaahnya menikmati udara pagi yang segar dengan di
temani secangkir susu yang ibunya buat khusus untuk Tiyana. Tak ada hal yang
lebih indah dibandingkan kasih sayang dan perhaTiyana dari orang yang
dicintainya yang tak lain adalah kasihsayang keluarganya. Tiyana sejenak memkirkan sesuatu yang telah
terjadi dengan dirinya di hari hari sebelum dia mengalami kecelakaan,lalu
sambil terbata -bata kesulitan untuk berjalan Tiyana beranjak dari tempat duduk
dan bersandar di tembok.Sesosok teman sekaligus seorang sahabat hadir dihadapan Tiyana yang sontak
membuyarkan lamunannya nya ,dia tampak sangat berbeda dari penampilanya dari
hari biasanya .
“wow...beedaaa... cantik,bagaikan putri raja” kata-kata
itu meluncur spontan dari mulut Tiyana yang melihat penampilan Eva.
Tiyana bukanlah seorang puitis yang pandai merangkai kata
. Seindah bunga mawar yang mekar di pagi
hari sepotong syair meluncur dari bibir Tiyana , Eva sungguh sangat berbeda penampilanya
dibandingkan hari- hari dimana Tiyana kenal Eva. Eva yang Tiyana lihat saat ini
lebih cantik dan fresh, dan rapih . Tiyana
terbelalak heran melihat penampilan Eva yang brerbeda.
Ternyata sahabatnya benar-benar telah menjadi seorang
gadis yang sudah dewasa ,”akan bertemu siapakah sehingga Eva berdandan seperti itu , apa yang
menyebabkan Eva berubah, apakah dia teman baru, ataukah sahabat, atau
kekasihnya”. Banyak sekali pertanyaan yang berkelebat di pikiran Tiyana.
“ va kamu mau
kemana?”. Tanya Tiyana mengintrogasi karena penasaran.
“ada deh..”jawab Eva penuh rahasia.
“ oh jadi kaya gitu... sekarang udah main rahasia –
rahasiaan....okeee..!
“ siapa yang rahasia- rahasiaan emang kamu mau tau....?
tanya Eva menggugah rasa ingin tau Tiyana yang semakin memuncak.
“ya iya lah aku pengin tau kalo aku ngga mau tau ngapain
aku nanya..
“ yu huuu... ada yang penasaran niiih...” kataa Eva
meledek.
“ih cepetan napa..? kamu jangan bikin aku makin penasaran
dong ..! kata Eva yang semakin penasaran.
“ iya iya..sebenernya aku tuh... mau jalan sama temen
aku..”.jawab Eva setengah merahasiakan.
Tiyana yang semakin penasaran terus mendesak Eva dengan
kata –kata kata nya.
“ Temen apa temen....”. Kata Tiyana menggoda.
“ Beneran temen aku...kok.” kata Eva yang merasa semakin
terpojok.
“ tumben jalan- jalan ngga mau ngajak aku...? jujur aja kenapa?”. Kata Tiyana semakin
mendesak.
“ Iya deh aku jujur , aku tuh paling ngga bisa kalo
ngrahasiain sesuatu dari kamu,sebenernya aku mau jalan sama pacar baru aku”.
Tiyana
yang tadinya kaget karena penampilan Eva kini dikagetkan untuk yang ke dua
kalinya dengan ucapan Eva yang mengatakan bahwa sahabatnya itu sudah memiliki
pacar. Siapakan sebenarnya sosok pangeran yang sudah berhasil mengambil hati
sahabatnya itu.
“emang siapa nama pacar kamu va..?”
“tapi kamu jangan
bilang siapa –siapa ya?”. Tanya Eva memohon .
“emang kenapa kalo aku bilang-bilang..?’
“pokok nya ngga boleh...!. kata Eva menegaskan.
“ oke ! sipp! Pokok nya. Jawab Tiyana semangat sambil
mengacungakan dua jempolnya.
lalu Eva bercerita panjang kali lebar kali tinggi hehe
maksudnya bercerita banyak tentang hubungannya , tentang hubungan yang sedang
dijalaninya. Tiyana hanya melongo dan menjadi pendengar setia Eva yang terus
bercerita seolah ceritanya takan berujung. Ternyata Eva kini telah menjalin hubungan dengan teman
sekolahnya yang rumahnya tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya .Dan status
hubungan mereka saat ini telah resmi
berpacaran. Tiyana yang hanya terus melongo melihat perubahan sahabatnya dalam
satu malam berubah 180 derajat dari biasanya. Eva yang dulu tak mau berdandaan
kini telah berdandan, Eva yang dulu tak mau peduli yang namanya pacaraan
sekarang Eva sendiri pacaran. Selama tiga minggu ini terjadi begitu banyak
perubahan dan semuanya terlah berjaln seperti biasanya . Tiyana yang pergi
kesekolah, dan Eva dengan Tiyana yang selalu bersama setelah pulang sekolah.
Sinar sang surya terhalang mendung yang terrus
menghadang, agin berhembus membelai selimutkan kedinginan. Pagi yang sunyi
mengawali hari Tiyana. Tiyana sedang bersiap ke sekolah tapi pagi ini Tiyana
sebelum berangkat sekolah dia harus mengantarkan adiknya kesekolah. Setelah Tiyana
mengantarka adiknya Tiyana melanjutkan perjalanan kesekolahnya , Tiyana masih
merasa baru di kelasnya sekarang ini ,dengan suasana kelas baru, teman teman
baru. Meskipun Tiyana sudah ada di kelasnya
selama urang lebih 1 bulan. Tapi dia masih merasakan hal baru di sana.
Sebenarnya Tiyana merasa sedekit tidak suka dengan seseorang di kelasnya dia
adalah salah satu temanya.
Maksudnya adalah
teman tapi tidak begitu berteman baik
dengan Tiyana. Teman Tiyana itu sering dipannggil syira . Teman yang tidak terlalu
Tiyana suka itu sebenarnya adalah teman sejak kelas SD. Dan sekarang satu SMA. Dulu
kelas mereka bersebelahan Tiyana berada di kelas F sedangkan syira di kelas G. Tiyana berada di
kelas dimana kelas itu tidak pernah mendapat kecaman buruk diantara guru-guru
disekolahnya tapi kelas yang dijuluki kelas terbaik oleh para guru disekolahnya.
Sedangkan kelas seyira kelas yang sering terlibat banyak masalah karena
beberapa siswa di kelas itu . Tiyana sudah merasa tidak suka sejak pertama kali
melihatnya dan berharap jangan pernah bertemu lagi dan lagi. Eh ternyata rupa-rupanya
yang kuasa berkehendak lain dan mereka
malah satu kelas, betapa kecutnya hati Tiyana yang harus bertemu seyira setiap
hari. Tiyana harus berusaha keras menyembunyikan rasa tidak sukanya pada seyira.
Dan berusaha menghilangkan kebencianya kepada seyira.
Ketika Tiyana sampai di depan kelas Tiyana membuka pintu
kelas ,dan ada seseorang yang juga membuka pintu kelas dari dalam secara
bersamaan . Seketika pintu kelas terbuka ,alangkah terkejutnya Tiyana saat itu,
Tiyana mendapati seyira di balik pintu ,rupanya seyira yang membuka pintu
bersamaan dengan Tiyana . Tiyana segera memalingkan wajahnya kearah lain untuk
menghilangkan seorang seyira dari pandangan mata Tiyana . Tiyana segera masuk
kedalm kelas dan seyira berjalan keluar
kelas,sepertinya mereka memiliki ketidak sukaan antara satu sama lain. Tiyana
yang sifatnya tidak mau bermasalah dan mempermasalahkannya dia terus menghindarinya.
Sedangkaan seyira yang mungkin merasa lebih berkuasa di kelas itu dibanding Tiyana
dan teman –teman yang lainya syira sangat berpengaruh di kelas itu. Mungkin
bermasalah dengan Tiyana samasekali tidak ada gunanya karena Tiyana bukanlah
seorang yang terkenal.
Itu semua yang menjengkelkaan bagi Tiyana, tak mau
bergaul kecuali dengan orang yang terkenal, suka bicara di belakang atau dalam
bahasa lain sering di sebut orang yang suka ngedumel dan meprofokasi orang lain
untuk sama dengan pendapatnya. Biarkanlah hari ini berjalan seolah tanpa seorang
seyira , kata itulah yang selalu Tiyana katakan dalam hatinya ketika Tiyana
bertemu seyira.
Hari ini telah berjalan bagaikan aliran sungai yang
mengalir perlahan menyusuri arah aliran .Gemericik nyanyian air mengalir
bersahutan penuh irama kedamaian. Pagi telah hilang terusir matahari
siang,terik telah hilang tergantikan awan senja .
Hari ini tanggal 24 agustus 2016 dan esok ada ulangan
hararian dikelas Tiyana. Tiyana habiskan hari ini bukan untuk belajar untuk meng hadapi ulangan
besok. Hari ini Tiyana hanya bermain dengan laptop nya dan tidur. Siang sudah
berganti malam ,malam ini filem kesukaan Tiyana akan tayang selama 2,5 jam ,secara
otomatis Tiyana tidak akan mau membuka sedikitpun bukunya. Setelah sholat isya Tiyana
mengambil buku dikamarnya berencana untuk belajar. Bukan palah belajar untuk ulangan besok. Tapi Tiyana segera standby di
depan tv menunggu filemnya dimulai. Bukunya hanya dibiarkan tegeletak di sampinganya
. Tiyana berfikir Tiyana akan belajar ketika filemnya sedang break. Tapi
nyatanya tidak begitu, filem yang Tiyana tunggu tunggu akhirnya tayang, dan Tiyana
terbawa suasana filem itu sampai Tiyana tidak ingat sama sekali tentang ulangan
nya besok.Sekarang saja sudah pukul 21.00 biasanya Tiyana tidur setelah filemnya selesai. Setelah filemnya
berkai- kali breakTapi Tiyana sama
sekali tidak menyentuh bukunya dan hanya fokus menunggu filemnya tayang
kembali.
Ternyata benar hingga filemnya selesai Tiyana sama sakali
tidak menyentuh bukunya samasekali.
“aduh ngantuk banget nih... udah lah besok ajah bangun
pagi- pagi buat belajar.” Kata Tiyana sambil menguap dan memberesakan bukunya
kemudia Tiyana menuju kekemarnya dan tak butuh waku lama akhirnya Tiyana terlelap.
Sekarang Tiyana sudah benar-benar tertidur hannya suara jangkrik yang terdengar
diluar, suasana semakin sepi dan udara semakin dingin. Malam terus berlalu dan Tiyana
tertidur pulas.
Suara alarem yang setia tepat waktu bernyanyi ketika jam telah
menunjukan pukul 05.00 . Bernyanyi untuk membangunkan Tiyana. Tiyana yang
mendengar suara alarem nya berbunyi segera bangun dan mematikan alarm nya. Tapi
Tiyana melupakan satuhal bahwa dia harus belajar untuk ulangan pagi ini. Yang Tiyana
gagal lakukan semalam karena menonto tv. Tiyana pergi ke belakang untuk
mengambil air wudhu. Setelah Tiyana wudhu lalu Tiyana sholat subuh. Setelah Tiyana
sholat subuh dia tidak segera belajar tapi dia kembali kekamarnya dan melakukan
hal yang tidak penting . Seperti duduk melihat- lihat tempelan gambar gambar di
diding kamamarnya yang dibuat dulu. Karena waktu terus berjalan suasana yang
gelap telah menujukan sinar fajarnya yang hanagat . Tiyana segera mandi dan
bersiap siap kesekolah.
Tiyana tiba di sekolah jam 7 kurang 9 menit Tiyana segera
masuk kekelasnya. Tiyana melihat semua teman temanya sibuk menghafalkan materi
materi yang mungkin akan keluar diulangan. Tiyana segera menuju bangkunya dan
membuka bukau bahasa idonesia , Tiyana baru membuka bukunya tiba-tiba bel masuk
berbunyi. Dan tak lama kemudian seorang guru yang sering Tiyana samakan dengan
tokoh kartun Mr.Been masuk kekelasnya dia adalah guru bahasa indonesia yang
mengajar Tiyana. Tiyana yang sama sekali belum belajar gelagapan membaca
bukunya.
“assalamu alaikum wr.wb”. salam pak guru membka pelajaran
hari ini.
“wallaikum salam wr.wb”. jawaban kompak dari siswa
dikelas Tiyana. Tiyana yang semakin bingung karena belum belajar sama sekali dan
ulangan akan segera di mulai.
“ baik anak –anak kita ulangan hari ini ya?” . kata pak
guru mengingatkan siswanya
“iya.....pak”. jawab semua siswanya, kecuali Tiyana yang
terus gelisah memikirkan bagaimana dia akan mengerjakan ulangannya. Bahkan dia
belum belajar samasekali.
Sebuah bunyi nada telepon berdering menghentikan gaduh
dalam kelas. Seemua pandangan tertuju pada meja guru tempat dimana bunyi itu
berasal. Pak guru yang menyadari
ponselnya berdering segera mengangkatnya.
“iya hallo assalamulaikum???..ada apa ya pak?”. Kata pak
guru ynag berbicara di telephonya.semua murid – murid memperhatikan dengan
sangan sangat penuh harap. Suasana kelas itu pada saat itu bena- benar hening
tidak ada suara yang terdengar selain
suara pak guru yang bicara lewat telepon genggamnya.
“ jam berapa akan dilaksanak pak?”. Kata pakk guru pada seseorang
yangg baru saja menelfonnya. Suasana kelas itu masih benar – benar hening
hingga pembicaraan guru bahasa indonesia itu selesai , dan melanjutkaan
pembicaraan dalam kelas tersebut. Siswa dalam kelas tersebut saling pandang
memandang mendengar perkataan guru mereka.
“ anak-anak sebelumnya pak guru minta maaf karena pak
guru hari ini tidak dapat mengajar
dikelas, sebab pak guru ada ursan dan harus segera pergi untuk rapat, tapi tidak masalah kaalian dapat
belajar mandiri dengan mengerjakan tugas yang nanti akan bapk berikan!”.Seketka
raut wajah Tiyana berubah kegirangan karena Tiyana selamat dari ulangan yang hampir membunhnya maksudnya
hampir membuatnya pingsan karena belum belajar dan hasil yang jelas tidak
maksimal.
“sekian anak-anak bapak harus segera rapat kalian
kerjakan soal –soal yang ada di LKS kalian dan di kmpulkan ya ... selamat siang
!?”. Ucap pak guru sembari meninggalan ruangan dengan terburu- buru . Setelah
guru mereka keluar dari dalam ruang kelas terdengar suara sorak sorai siswa
kelas tersebut saling bersahutan.
“hu ...! hu..!....ye...ye...!”semua murid dalam kelas
saling bersautan. Hari ini Tiyana habiskan dengan mengikuti kegiatan ekstra
kulikuler di sekolahnya yang rutin Tiyana ikuti tiap minggunya.
v
Part 2
Ayam apes
Pemandangan sore hari yang sangat indah dari tepi sawah,suara
gemericik air mengalir menebarkan kedamaian. Terlihat ditepi saluran irigasi
sawah remaja- remaja dan anak -anak kecil tengah asyik bermain dan
tertawa,dengan rona kegembiraan terpancaar dari wajah mereka.
Terlihat juga disana seorang gadis yang tengah terduduk
diatas sebuah batu besar di tengah gemericik nya air yang mengalir perlahan
melewati arah saluran irigasi. Pandanganya mengarah ke langit menatap awan
berwarna jingga yang menghalaangi sinar sang surya mencapai bumi. Tiyana
terlihat dari raut wajahnya tengah
memikirkan sesuatu . tiba – tiba
pandangan Tiyana tertuju pada seekor burung pipit hanyut di salutan irugasi dan
burung itu terlihat berusaha
menyelamatkan diri dari arus air saluran irigasi. Tiyana yang melihat burung
yang hanyut merasa kasiahan dan berusaha
mengangkatnaya ke daratan . Tiyana segera turun dari atas batu dan turun ke air
untuk bisa mendapatka burung yang hanyut
tersebut. Setelah burung itu Tiyana
dapatkan Tiyana melihat cairan merah menetes di tanganya . Lalu Tiyana mencari
asal cairan merah tersebut. Ternyata cairan merah yang menetes dari tangan Tiyana
itu berasal dari sayap burung pipit itu terluka, mugkin sebab itulah burung itu
berusaha terbang dan akhirnya karena memaksakan untuk terbang akhirnya jatuh di
aliran irigasidan hanyaut terbawa arus.
Tiyana adalah sosok gadis yang penyayang melihat burung
itu yang terluka saja hatinya sudah mesa iba
dan berkeinginan untuk merawatnaya. Lalu Tiyana membawa burung pipit itu
pulang , sesampainya Tiyana di rumah tin langsung mencari sesuatu yang bisa
mengobati luka burung itu. Setau Tiyana jika mengobati sebuah luka adalh dengan
membersihkanya dan memberikan obat merah pada luka tersebut agar cepat
mengerig. Dan Tiyana lakukan hal itu pada buarung pipit yang dibawa pulang
olehnya. Tiyana membersihkan luka pada sayap burung itu ,lalu Tiyana berikan
teteskan obat merah pada luka burung tersebut. lalu Tiyana berfikir mau di
letakan dimana burung itu ?, Tiyana teringat bahwa dulu Tiyana pernah memeiliki
sangkar burung yang terbut dari bambu yang dibelinya dulu dan sudh tidak di
gunakan. Lalau Tiyana mencari sangkar itu untuk menjadi tempat tinggal
sementara burung itu sampai lukanya sembuh.
Setiap pagi Tiyana selalu memberi makan makan burug itu
tepat waktu. Sudah satu minggu sejak hari pertam Tiyana membawa burung itu ke
rumah dan burung itu ada di dalam sangkar,mungkin saja lukanya sudah sembuh.
Lalu Tiyana membuka pintu sangkar itu,dan membiarkannya tetep terbuka agar jika
burung itu ingin terbang dia akan terbang sesua keinginanya. Tiyana sekali lagi
memperhatikan sayap burung itu untuk memastika sayapnya sudah benar-benar
sembuh. Dalam satu minggu ini burung itu sudah menjadi peluhaaraan kesayanga Tiyana.
Lalu Tiyana pergi untuk makan dan meninggalkan burung itu didalam sangakar yang
tergantung di teras rumahnya. Setelah Tiyana selesai makan Tiyana pergi ke
terasnya untuk memeriksa apakah burung itu sudah terbang atau belum.
Ternyata burung itu masih ada di dalam sangkarnya dengan
posisi yang sama seperti terakhir kali Tiyana melihat burung itu sebelum makan.
Tiyana memandang burung pipit itu lekat lekat. Dan Tiyana menyimpulkan bahwa
burung itu masih ingin tetap berada di sangkar itu dan tidak mau keluar. Lalu Tiyana
berubah pikiran dan yang ada dalam pikiranya adalah “kenapa harus melepaskanya
kan burung ini ,kan udah aku rawat jadi burung ini ngga usah dilepas ajah”
pikiran itu muncul karena Tiyana yang sudah terlanjur sayang pada burung itu
dan tidak ingin burung itu pergi. Lalu
menutup kembali sangkar itu , tapi apakah perbuatan benar Tiyana tetap
mengurung burung itu di dalam sangkar, Tiyana memikirkanya sekali lagi dan Tiyana
memutuskan untuk benar-benar melepaskanya. Tiyana mengeluarka burung itu daan
menaruhnya diatas pohon yang tingginya tidak berbeda jauh dari tinggi badanya.
Lalu Tiyana berkata
“kalo kamu mau terbang terbang ajah ...tapi kamu kan tau
burung aku udah rawat kamu looh..kamu
udah jadi binatang kesayangan ku sat
minggu ini jadi kalo kamu mau pergi pergiajah, kalo tetep pengin jadi peliharaan kesayangan ku kamu
terbangnya kerumah aku ya.
Lau Tiyana meninggalkannya di sana Tiyana hanya melihatnya dari kejauhan dan
beberapa menit kemudian ternyata benar burung itu benarr benar -terang . Dan Tiyana
pergi menuju keteras rumahnya dan duduk disebuh kursi. Tiyana duduk melihat lihat halaman rumahnya .
tiba – tiba seekor burung hinggap di samping kursi yang Tiyana duduku. Ternyata
itu adalah burun pipit yang Tiyana tinggalkan diata pohon tadi , Tiyana
langsung terenyum melihat burung itu sambil berfikir apakah burung itu mengerti
yang Tiyana katakan waktu Tiyana meninggalkanya di pohon tadi.
“ wooow kirain kamu udah pergi , emang kamu paham burung ku
tadi ngomong apaan sama kamu hehehe?’’ kata Tiyana girang sperti seorang anak
kecil yang menemukan mainanya yang hilang.
Lalu Tiyana membawanya masuk kedalam rumah tapi Tiyana
tidak meletakanya lagi di dalam sangkar melainkan di sebuah gantungan baju yang
tergantung. Lalu Tiyana pergi untuk mengambil makanan burung itu, tiba – tiba
burung itu terbang dam menabrak tembok. Sedangkan di bawahnya ada ayam milik
tetangganya masuk kedalam rumaah . Dan apa yang terjadi ketika burung itu
menabrak tembok”... BRAK...” siayam
sudah stanby dibwahnya mengincar si pipit .Ketika sipipit jatuh si ayam tanpa
pikir panjang langsung mematuk pipit. Si ayam ngga tau apa akibatnya jika Tiyana
melihat si ayam memtuk peliharaan kesayangannya itu sesuatu yang buruk pasti
akan terjadi, si ayaam langsung membawa
lari pipit keluar. Dan Tiyana yang melihat sipipit di bawa lari ayam dia
langsung mengejar si ayam dengan membawa ranting pohon di tagannya yan dia
ambil dari tumpukan kayu di depan rumahnya. Tiyana terus berlari mengejar ayam
itu, Tiyana berlari mengejar yam itu sambil berteriak-teriak dan mengacungkan
rantin yang ada di tanganya
“ woy...behenti! ...dasar ayam nyebelin!... nanti burungnya
mati...,dan Tiyana terus mengejarnya hingga akhirnya ayam itu tidak mempunyai
rung lagi untuk berlari dan menabrak jaring yang ada di belakang rumahnya. “... BLAKKK...” sebuah pukulan mendrat tepat
di punggung ayam itu dan juga mengenai kepalanya. tangan Tiyana reflek memukul
karena saking gregetannya .
“ Eh kena! ...aduh ayam ..maaf ayam.,aku ngga sengaja
yam..” dan akhirnya ayam itu lepas dari tikaman mulut ayam itu. Dan terlihat
keadaan burung itu sudah mati dan keadaanya sangat miris kepalanya hampir putus
dari badanya, dan keadaan ayam yang terkena pukula itu juga tidak kalah
mirisnya. Ayam itu terus berputar putar dan terhuyung –huyung bak orang sedang
mabuk. Tiyana juga khawatir degan keadaan ayam itu, Tiyana segera membawanya
masuk kedalam rumah dan meninggaalkan si pipit yang sudah mati terkapar disana.
“ aduh gimana ini... hey ayam...kamu kenapa yam...”. Tiyana
yang semakin panik dengan keadaan ayam yang di pukulnya itu dan Tiyana terus
berusaha menghentikan dan berusaha menegakan ayam itu agar dapat berdiri. Ayam itu masih terus berputar putar dan kepalanya
yang terus bergeleng- geleng kaya oraang struk .
“ aduh gimana ini ... kalo ngga sembuh gimana ? ...kalo
nanti mati gimana....aduh... gimana ini...?”. lalu Tiyana mencari cara untuk
menyembuhkan ayam itu yaitu dengan meberinya makan. Tiyana mengambil beras
untuk ayam itu makan. Lalu Tiyana menaburkanya ditanah tepat didepan ayam itu.
Tiba-tiba ibunya memanggil nya dari luar.
“yan...Tiyana? tolong ambilkan ibu daun pisang di dapur 1
lembar ajah..? kata ibunya meminta tolong pada Tiyana.
“iya bu...”. suara ibunya semakin membuat Tiyana panik,
lalu Tiyana meninggalkan ayam itu di
dapur. Dan Tiyana keluar untuk memberikan daun pisang yang ada di dapur yang di
minta oleh ibunya.
Saat Tiyana masih beada di luar Tiyana memndengar suara
adiknya berteriak memanggil Tiyana dari dalm rumah.
“ Kak ...kak...ayam..sebelum adiknya menelesaikan
perkataanya Tiyana menyela.
“iya dek sebentar...oh ada ayam masuk ya... sebentar ya
kakak ke sana..?”.
“sebentar
ya bu , itu ada ayam di dalem rumah”. Tiyana segera berlari masuk ke dalm rumah
ke tempat adiknya memanggil. Dan adiknya terus saja berteriak.
“Bukan itu kak ...ini ayam..”. sebelum adiknya
menyelesaikan ucapanya Tiyana tepat saat itu sampai di depan pintu dan membuka
pintu. Hal itu mengagetkan adiknya dan seketika adiknya terdiam. Dan Tiyana berusaha memberi tahu pada adiknya
dengan berbagai cara ,dan alasan agar adiknya tidak penasaran dan mengadu pada
ibunya soal ayam itu. tapi adiknya samasekai tidak memahami apapun yang di
katakan oleh kakaknya. Dan ini adalah jurus terkhir yang di keluarkan Tiyana
dan yakin itu akan berhasil.
“ maksudnya gini ade ku yang tersayang... ini ayammya
lagi sakit... dan butuh makan juga istirahat jadi ngga usah nanya nanya lagi
dan ngga usah penasaran lagi soalnya kamu dipanggil tuh tadi sama ibu..”
“Kata siapa orang ngga ada yang manggil juga...”. Kata
adiknya tidak percaya dengan sedikit melirik ke arah Tiyana.
“ Ih beneran kok orang tadi ibu manggil kamu ... kalo
ngga mau yaudah kalo ibu marah bodoh amat, kakak ngga perduli...” kata Tiyana
sambil menjulurkan lidahnya pada adiknya. Akhirnya adiknya mendengarkan ucapan Tiyana
dan pergi menemui ibunya.
Lalu ketika adiknya bertanya pada ibunya ibunya
mengatakan bahwa ibunya tidak memanggil. Lalu adikya yang sedikit usil itu
berteriak dari luar.
“iya ada apa kak ,,, emang ayamnya kenpa ko muter-muter
sih kak,,,abis di pukul ya kak,,,, haahaha”. Kata adikya yang berteriak dari
luar. Tiyana yang mendengar ucapan adiknya ,Tiyana yang erada di dalam rumagh
langsung terdiam dengan matata sedikit melotot memandang pintu yang membatasi
penglihatan Tiyana ke adiknya. Tiyana segera membuka pintu dan medapati adiknya
sudah lari jauh tak terlihat. Tiyana yang terus gugup hanya memandangi si ayam
yang masih terus berputar.
Sepertinya Tiyana
seperti mendengar suara langkah kaki berjalan mendekati pintu. Tiyana yang
semakin panik segera mendekati pintu dan membukanya teryata itu adalah ibunya. Tiyana
segera menghalangi ibunya masuk kedaam rumah jika tiayan biarkan ibunya masuk
ke dalam rumah Tiyana yakin pasti diay akan mendapat omelan dari ibunya, jadi Tiyana
terus menghalangi ibunya agar tidak masuk ke dapur. Tapi ibu Tiyana yang
melihat gelagat anaknya yang seperti menyembunyikan sesuatu darinya.
“ Ada apa an sih kok ibu ngga boleh masuk..minggir ah..
.sambilmendesak tangan Tiyana dan menerobos masuk. Tiyana yang begitu panik
hanya menepuk jidatnya saja.
“aduh...parah..”
“Ini ayam siapa Tiyana kok ngga massuk
dalem rumah dibiarin ? tanya ibunya .
“iya bu...” jawab Tiyana yang tidak
fokus ,Tiyana sambil melihat ke arah ibunya. Dan Tiyana bersyukur ayam itusudah
dalam keadaan baik baik saja dan sedang
memakan beras yang Tiyana berikan. Kekawatiran Tiyana seketika lenyap melihat
keadaan ayam itu yang sudah baik baik saja. Dan seger menggiring ayam itu
keluar dari dalam rumah agar ibunya tidah memarahinya.
Begitu
banyak mata begitu banyak pemikiran yang akan di timbulkan masing masing
penglihatan . Tak dapat mengatur setiap pandangn penilaian yang mampu
menciptakan banyak permasalahan yang menyulitkan . Berhasil pecahkan misteri
penghalang kebahagiaan yang memilkan ,hilangkan kesepian.
Di suatu
malam penuh ketakutan,menuggu pagi datang berusaha memejamkan mata agar terus
terpejam. Tiyana tengah duduk sendiri penuh gelisah. Tiba- tiba ibunya masuk
dan melihat Tiyana tengah gelisah.
“Tiyana....apa yang sedang kamu lakukan...?” tanya ibunya
bersahabat.
“ngga papa bu cuman lagi cape ajah...ada apa bu?”. Jawab Tiyana
sambil tersenyum.
“Tiyana ibu ingin menanyakan sesuatu...?” kata ibunnya.
“iya kenapa bu...?”
“apa bener kamu
kemarin bertengkar dengan tetangga kita ...?”.
“maksud ibu...?” tanya Tiyana.
“tetangga sebelah rumah kita”.
“ oh bu sutiah ...sebenernya aku ngga bermaksud kaya gitu
bu, ceritanya gini bu, kemarin aku kan diminta ibu buat beli terigu ke
warungnya bi Marni. Disana aku ngga sengaja denger bu sutiah jelek jelekin ibu
di depan orang, yaidah Tiyana marahin bu sutiah, aku ngga suka sama orang yang
menghina keluarga kita”.
“ tapi itu ngga sopan nak, bagaimanapun juga dia lebih
tua dari kamu, dan kamu harus menghormatinya”.
“Bukanya Tiyana kurang ajaar bu... Tiyana cuman ngga suka
ada orang yang sembarngan nggomong tentang keluarg kita, apa ibu marah sama Tiyana...?”.
“bukanya ibu marah ibu cuman ngga mau anak ibu yang
cantik ini tidak melakukan hal yang salah”.
“ibu maafin Tiyana ya bu....Tiyana ngga bermaksud kaya
gitu”.
“ iya udah ngga papa, tapi jangan di ulngin lagi ya ?”.
kata ibunyaa penuh kasih sayang”.
“ ya udah sekarang Tiyana tidur ya udah malem besok Tiyana
kan harus sekolah?”.lalu ibunya mencium dahi Tiyana.
“selamat malam sayang”. Kata ibunya sambil keluar menutup
pintu.
“selamat mlam”.balas Tiyana.
Lalu ibunya pun menutup pintu, dan Tiyana juga segera
terlelap di balik selimut hangatnya.
Benih Cinta
Waktu berjalan terus menerus,
waktu tak pernah berhenti berjalan, maka dari itu kita harus mampu mengiringi
waktu. Tiga bulantelah berlalu, waktu berjalan begitu cepat susana hati
seseorang pun mulai berubah. Cinta mulai hadir dalam hati Tiyana,cinta merubah
segalanya. Tiyana yang dulu seorang gadis dengan tingkah kekanak- kanakan
berubah menjadi sosok gadis yang hatinya mulai terisi dengan indahnya cinta.
Cinta ....
begitu indah untaian kata ini,....
manis dan murni dari dalam lubuk hati....
Ku tak sadar apa yang telah cinta lakukan padaku...
hingga aku mau berurusan dengan cinta...
Dari mana sebenarnya cinta ini datang,...
kadang ku teringat dirimu,...
kadang jantung ini berdebar cepat...
ketika kau ada di
dekatku....
Dan ku merindukan
mu ketika kau berada jauh dariku....
“aku tak berani mengungkapkan ini di depan mu, aku
mencintaimu sungguh, kata ini yang terlontar berasal dari palung hatiku yang
dalam”. Kata Tiyana monolog sambil menggigit bolpoin di mulutnya penuh hayalan.
“ Tiyana....”.
“sepertinya ada yang memanggil ku...?”. Tiyana mendengar
samar-samar suara Eva dali balik jendela.
“Tiyana....”. sekali lagi suara itu memanggil.
“ya,,, benar itu suara Eva...”. lau taian keluar dari
kamar menemui Eva.
“hay...”sapa ku pada Eva.
“hallo...yan...gimana kamu sama Yudhistira?”.
“apaan sih kamu va dateng-dateg nanya gitu”. Jawab Tiyana
malu.
“awas looh ngga di akuin ilang tau...”ledek Eva
“apa nya yang ilang va...orang aku ngga ada apa –apa juga
sama yudhi”. Jawab Eva malu.
“kamu sekarang gitu ya...main rahasia-rahasian nih sama
aku?tapi ngga papa kok meskipun kamu ngga ngasih tau aku ,aku juga udah tau
sendiri...keleees”.
“tau apaan sih va....?”. kata Tiyana terus menyangkal.
“ya itu ... yang soal kamu sama yudhi....sekarang kan
lagi jadi tranding topic di sekolah”.
Kata Eva meledek.
“apaan sih kamu va....”merasa semakin malu dengan
setengah tersenyum malu.
“udah deh ngaku ajah...”
“iya ....iya...sebenernya aku sama yudhi tuh ngga ada apa
apa...cuman deket ajah...ngga tau juga aku siapa yang ngomong gosip gak bener
itu”. kata Tiyana menjelaskan..
“ Oooooh jadi udah deket ya...”kata Eva terus meledek.
“ iiih kamu tuh ya....”. jawab Tiyana dengan ekspresi
geregetan.
“hehee sekarang lagi deket berati bentarlagi jadian
dong.....cieeeee....cwit.cwit....”
“Eva....”.teriak Tiyana semakin geregetan.
“ kalo kamu suka sama dia beneran juga ngga papa diakan
ganteng,pinter,baik lagi. Ya udah deh cocok”.
“amminn”.kata Tiyana
“tukan –tukan di aminin...parah kamu yan udah ngga mau
ngaku....pengenya di akuin gimana sih kamu....”. sindir Eva.
“apa kamu bilang...?’’
“engga kok ngga
bilang apa-apa aku bilang kamu cantik”.
Suara deing hp terdengar pelan tanda panggilan.
“tuh hp mu bunyi va..?”. kata Tiyana
“bentar ya aku anggakat telfon dulu ...”Tiyana hanya
melirik dan memberikan isyarat melalui matanya yang menandaka iya/ silakan.
Lalu Eva pun mengangkat telfon.
“assalamualaikum...ada apa bu...?”
“waalaikumsalam,va kamu lagi ada di mana?” tannya ibu Eva.
“aku lagi di rumah Tiyana bu... ada pa..?”.
“tolong beliin ibu minyak ya va 1 kg, sekarang soalnya ma
di pake buat masak, minyaknya udah abis di rumah”.
“iya bu “. Oh iya.. jangn lama -lama ya va..?”.
Iya bu..”
“wassalamualaikum...”
“walaikumsalam....”.
“yan aku pulang dulu ya...ibuku mau masak minyaknya abis
jadi aku di suruh beli minyak sama ibu...”
“oh ya ngga papa va... rumah kita kan deket tingal buka
jendela akjah mukamu langsung keliatan hehehe...”.
“terserah kamu ajah deh
mau ngomong apa yang penting kamu bahagia”.
“dasar....ya udah sana pulang”.
“ini jua mau plang ah bawel...” kata Eva sambil
memeletkan lidahnya.
“dah....”
“dah....juga...”
Eva pun pulang dan Tiyana melanjutkan menulis di bukunya.
Mencurahkan semua isi hatinya. Kedewasaan seseorang tak dapat di ukur melalui
umur tapi melalui hati. Karena hati adalah inti dari segala tindakan yang
setiap orang lakukan .semua orang menginginkan cinta, meski sekeras apapun
seseorang, pasti dia memiliki perasaan kasihan, sedih, dan bahagia. Kini Tiyana
telah menemukan pangeran pujaan hatinya dan kisah ini selesai sampaidi sini.
Sampai jumpa teman , sampai ketemu di cerita yang lain.
SELESAI....